Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, belum juga padam sejak terjadi enam hari lalu. Lahan yang terbakar tercatat 932 hektar.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, lahan yang terbakar mayoritas berada di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lincir. Sementar sisanya tersebar di wilayah lain dalam kabupaten yang sama.
"Tercatat sudah ada 932 hektar lahan yang terbakar selama enam hari ini. Api mulai menjalar ke arah Jambi," ungkap Ansori, Senin (19/8).
Menurut dia, asap yang ditimbulkan dari kebakaran mengarah ke Jambi. Akibatnya, operasional penerbangan di kota itu sempat terganggu. Beruntung, beberapa hari lalu hujan turun di kota itu sehingga cukup menstabilkan udara.
"Untuk Singapura belum, masih jauh karena arah angin yang lebih ke barat," kata dia.
Dikatakannya, proses pemadaman di Muara Medak masih berlangsung oleh tiga unit helikopter dan dibantu tim darat. Sementara upaya Teknologi Modifikasi Cuara (TMC) tak kunjung disetujui BNPB karena awan belum efektif.
"Kalau armadanya sudah stand by, juga lebih enak karena kalau awan sudah memungkinkan tinggal tabur garam dan tidak perlu menunggu persetujuan lagi dari pusat. Tapi belum juga disetujui sejak pengajuan tiga bulan lalu," ujarnya.
Dia menambahkan, titik panas di Sumsel mayoritas berada di Musi Banyuasin. Dari pantauan satelit LAPAN pada hari ini tercatat ada 92 hotspot di kabupaten itu, sementara 47 titik tersebar di Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Empat Lawang, Ogan Komering Ulu, OKU Timur, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir.
"Titik panas semakin banyak karena hujan belum turun dan lahan kering," pungkasnya
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, lahan yang terbakar mayoritas berada di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lincir. Sementar sisanya tersebar di wilayah lain dalam kabupaten yang sama.
"Tercatat sudah ada 932 hektar lahan yang terbakar selama enam hari ini. Api mulai menjalar ke arah Jambi," ungkap Ansori, Senin (19/8).
Menurut dia, asap yang ditimbulkan dari kebakaran mengarah ke Jambi. Akibatnya, operasional penerbangan di kota itu sempat terganggu. Beruntung, beberapa hari lalu hujan turun di kota itu sehingga cukup menstabilkan udara.
"Untuk Singapura belum, masih jauh karena arah angin yang lebih ke barat," kata dia.
Dikatakannya, proses pemadaman di Muara Medak masih berlangsung oleh tiga unit helikopter dan dibantu tim darat. Sementara upaya Teknologi Modifikasi Cuara (TMC) tak kunjung disetujui BNPB karena awan belum efektif.
"Kalau armadanya sudah stand by, juga lebih enak karena kalau awan sudah memungkinkan tinggal tabur garam dan tidak perlu menunggu persetujuan lagi dari pusat. Tapi belum juga disetujui sejak pengajuan tiga bulan lalu," ujarnya.
Dia menambahkan, titik panas di Sumsel mayoritas berada di Musi Banyuasin. Dari pantauan satelit LAPAN pada hari ini tercatat ada 92 hotspot di kabupaten itu, sementara 47 titik tersebar di Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Empat Lawang, Ogan Komering Ulu, OKU Timur, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir.
"Titik panas semakin banyak karena hujan belum turun dan lahan kering," pungkasnya
Komentar
Posting Komentar